Mencintai Tugas Perutusan
Masing-masing
orang selalu saja punya kisah dan cerita mengapa akhirnya mereka berada atau
pun menekuni sebuah tugas perutusan. Demikian hal nya dengan Sr. Flavia
Simbolon, SFD. “Awalnya saya tidak terlalu senang dengan tugas di bidang
pendidikan. Akan tetapi karena sejak yuniorat (suster muda) saya selalu
ditugaskan di bidang pendidikan, maka lama-kelamaan saya semakin bisa mencintai
dan menekuni tugas ini” tandasnya. Suster kelahiran Sidikalang ini sering
dijuluki Suster Baby Pace karena
memang wajahnya kelihatan jauh lebih muda dari usianya.
Sejak juli 2014,
Sr. Flavia ditugaskan oleh Kongregasi SFD (Suster Fransiskus Dina) sebagai
kepala sekolah di SDS Fioretti Tigaraksa. “Muncul perasaan kawatir dalam hati
karena ini pertama kali saya mendapat tugas di luar Sumatra” katanya mengenang.
Situasi sekolah Fioretti Tigaraksa sangat jauh berbeda dari tempat tugas saya
sebelumnya. Sekolahan kami yang di Kabanjahe
maupun di Medan Sumatra Utara tentu sudah lebih tertata dan mapan. Sedangkan
situasi karya di Tigaraksa ini sungguh saya rasakan lebih menantang dalam
banyak hal. Sebagai contoh, nama Sekolah Fioretti belum familiar di masyarakat
sekitar. Relasi atau komunikasi sekolah dengan dinas pendidikan belum terjalin
dengan baik. Selain itu, sekolahan kita berada di tengah-tengah masyarakat
mayoritas non kristiani. Pekerjaan para orang tua anak didik umumnya adalah buruh
pabrik. Demikian halnya jumlah murid tidak sebanyak yang saya alami ti tempat
tugas sebelumnya. Menghadapi situasi awal ini bagi saya sungguh menjadi tantangan
tersendiri dalam menghadapi tugas di Tigaraksa ini, tandas suster yang
berperawakan pendek ini.
Seiring waktu
berlalu, pandangan saya pun perlahan diubah oleh situasi. Bagaimanapun kenyataan
tidak boleh disingkirkan melainkan harus dihadapi. Saya yakin bersama
rahmat-Nya kita akan dimampukan. Apa yang tadinya saya anggap sebagai tantangan
atau hal yang mengkawatirkan, kalau kita mau dan bersedia, Tuhan selalu memberi
jalan untuk menolong kita, kata Sr. Flavia dengan serius. Dia pun selalu terkesan
dengan filosofi sapu lidi yang oleh karena kesatuaanyalah membuat sapu lidi menjadi
kuat dan berguna. Sebaliknya, ketika terpisah satu dengan yang lain maka tidak
akan kuat dan tak beguna, tandas Biarawati kelahiran Sidikalang, 28 November
1974 ini. Maka dia yakin bahwa dengan menjalin kerjasama yang baik dengan
banyak pihak, kita akan lebih maju dan kuat. Sebab melalui orang lain, Tuhan
sering menolong dan menyampaikan kehendak-Nya bagi kita, tandas Suster yang
sejak Juli 2017 lalu telah dipindah ke unit SMP Fioretti dengan tugas yang sama
sebagai kepala sekolah.
Puji Tuhan, walau
perlahan namun lama kelamaan buah dari kerja keras itupun mulai bisa dinikmati.
Kesulitan dan tantangan-tantangan selama ini pelan-pelan mendapat solusi-solusi
yang baik. Itu semua tidak lepas dari rahmat Tuhan melalui kebaikan sesama yang
mau bekerjasama dan menolong kita, kenang Sr Flavia.
Sekolah menjadi Wadah untuk Berdialog
Senada dengan
pernyataan dan harapannya di atas, Sr. Flavia juga menyadari bahwa Sekolah bisa
menjadi wadah untuk berdialog dengan orang-orang yang berbeda dengan kita. Misalnya,
dengan menjalin komunikasi yang baik dengan pihak dinas pendidikan setempat,
perlahan-lahan Fioretti semakin dikenal dan diakui. Sebagai contoh, ketika dinas
melibatkan atau memilih sekolah kita dalam acara atau kegiatan-kegiatan; memberi
kesempatan untuk Fioretti menampilkan paduan suara, mercing band, Dance pada
perayaan hari kemerdekaan. Selain itu, Fioretti juga berusaha aktif atau mengikuti
perlombaan-perlombaan antar sekolah, dan kegiatan lainnya yang diselenggarakan
oleh pemerintahan setempat. Melalui kegiatan-kegiatan ini akhirnya terjadi
perjumpaan yang tanpa disadari menjadi mengakrapkan dengan banyak pihak. Tentu
tak lupa dengan tetap meningkatkan kualitas nilai akademis sekolah Fioretti. “Semuanya
itu tentu menjadi pemicu utama mengenalkan sekolah kita ke Masyarakat kendati
masih dalam proses”, katanya dengan penuh harap.
Contoh lain dimana
Sekolah bisa menjadi Wadah untuk berdialog ialah dengan mengadakan Porseni di
sekolah. Bulan Maret 2017 yang lalu, Yayasan Fioretti Tigaraksa untuk pertama
kalinya mengadakan Porseni di Sekolah. Beberapa perlombaan yang diadakan
sebagai berikut: Mewarnai, Menari, Paduan suara dan Futsal. Kegiatan ini
berlangsung selama tiga hari. Adalah banyak pengalaman teman-teman saat
mengantar undangan ke sekolah-sekolah yang dituju. Sebagian besar menerima dan
menanggapi dengan baik dan ramah, namun ada juga dengan sikap yang dingin dan
tak ada respon. Bahkan ada juga yang mengalami dicurigai hingga mereka diusir
oleh petugas keamanan. Mereka dianggap tidak berpakaian pantas karena tidak
mengenakan jilbab. Pengalaman ini tentu tidak mengenakkan bagi guru yang
bersangkutan.
Hari yang
ditentukan sudah semakin mendekat. Kami para panitia sembari berharap namun
merasa gelisah dan khwatir karena melihat yang mendaftar untuk perlombaan masih
sangat sedikit. Akan tetapi puji Tuhan, dua hari sebelum hari pertandingan
akhirnya jumlah peserta lomba pun semakin bertambah kendati tidak sebanyak yang
diharapkan. Hal yang paling mengsan bagi saya adalah; pada hari pertama
perlombaan, para tamu undangan kelihatan kikuk dan canggung dengan situasi yang
ada. Bahkan beberapa pembina/ guru-guru yang datang serasa berat menerima salam
dan sapaan dari kami tuan rumah. Hari kedua, situasi semakin kelihatan akrab,
baik anak didik maupun diantara kami para guru. Dan pada hari ketiga semakin
terasalah keakrapan diantara kami. Bahkan jabatan tangan perpisahan itu pun
semakin terasa hangat dan akrab. Dari
situ saya bisa melihat bahwa melalui kegiatan Porseni juga bisa menjadi wadah
untuk berdialog dengan yang berbeda dengan kita. Seperti pepatah mengatakan kenal maka sayang, tak kenal maka tak
sayang. “Puji Tuhan beberapa anak dari SD yang kita undang walau tak banyak
tapi ada yang akhirnya masuk ke SPM kita” kata suster yang berkulit hitam manis
ini.
Selain berdialog dengan pihak luar, sekolah Fioretti berusaha membangun
dialog yang baik dengan orangtua anak didik. Sebab sukses tidaknya suatu
pendidikan sangat dipengaruhi kerjasama antara sekolah dan keluarga anak didik.
Sebab kalau orangtua tidak mau menyekolahkan di sekolah kita? kalau orangtua
tidak tertib membayar administrasi anaknya? Kalau orangtua merasa tidak puas
dengan pelayanan sekolah kepada anak-anak mereka? Semua itu sangat membawa
efek buruk bagi sekolah, jelas Sr. Flavia.
Atas dasar itulah kepala sekolah bersama para bapak/ibu guru serta pegawai
Fioretti, berusaha bekerjasama dan membangun dialog yang baik dengan orangtua.
Contoh konkrit, menanggapi dengan baik masukan atau kritikan dari dari
orangtua. Melibatkan orangtua dalam kepanitiaan kegiatan-kegiatan di sekolah.
Misalnya dalam perayaan natal, imlek, dll. Kalau hati orangtua anak didik kita
senang, mereka bisa menjadi perpanjangan lidah kita untuk mempromosikan sekolah
kita, jelas Biarawati berkerudung coklat ini.
Sekolah Peluang yang Baik untuk
Pastoral
Sekolah katolik bukan hanya tempat menuntut ilmu belaka, tetapi harus membekali anak didiknya dengan pendidikan yang mereka butuhkan untuk berbakti bagi masyarakat
melalui kemampuan teknis dan pengetahuan yang dimiliki
oleh anak didik. Artinya ilmu pengetahuan dan penanaman karakter serta iman yang baik harus
berjalan bersama-sama supaya sekolah katolik tetap menjadi lembaga pendidikan yang diminati masyarakat di dunia modern ini. Menanggapi harapan Gereja ini, sekolah
Fioretti mendidik anak didiknya dengan ilmu, iman dan karakter yang baik. Untuk
penanaman karakter ini, sebagai guru tidak cukup hanya mengajarkan tetapi harus
memberi teladan hidup. Maka kepala sekolah bersama para guru dan pegawai selalu
harus berusaha menjadi “brosur hidup” setiap saat, kata Sr. Flavia menjelaskan.
Hal yang pantas juga disyukuri bahwa sebagian besar dari para guru dan pegawai terlibat
aktif dalam hidup bermasyarakat dan menggereja. Bahkan beberapa diantaranya ada
yang menjadi pengurus di lingkup masyarakat maupun lingkungan Gereja, jelasnya
kembali.
Sekolah Fioretti yang adalah milik para Suster-Suster SFD ini, juga
menanamkan nilai-nilai ke SFD-an kepada anak didik. Sebagaimana St. Fransiskus
mencintai dan menganggap semua ciptaan Tuhan adalah saudara dan saudari, demikian
semangat itu diturunkan kepada para guru dan anak didik supaya semakin tau
mencintai hidup dan seluruh ciptaan Tuhan. Selain melalui karya pendidikan,
para Suster SFD juga berusaha terlibat aktif dalam hidup bermasyarakat dan
pelayanan menggereja. Contoh kecil saja, dengan tangan terbuka yayasan Fioretti
mengijinkan sekolahan Fioretti menjadi tempat ibadah dan kegiatan-kegiatan
gerejawi umat wilayah Damian Tigaraksa. Hal ini karena situasi dan ijin
pembangunan gereja wilayah Damian belum ada.
Hal yang sangat kami syukuri juga ialah, umat kalolik yanga da diwilayah
Tigaraksa pada umumnya masih mempercayakan anak-anak mereka dididik di sekolah
Fioretti. Kendati demikian dari persentase murid, anak didik Fioretti mayoritas Kristen Protestas,
Katolik, Hindu Budha dan Muslim dengan jumlah yang belum banyak. Kami juga
masih merasakan dukungan umat dan para pengurus Wilayah Damian Tigaraksa untuk
karya pendidikan Fioretti. Hal yang sangat kami syukuri juga adalah para Romo/
Pastor Paroki (Paroki Odilia) juga sangat mendukung dan turut serta
mempromosikan sekolah Fioretti kepada umat dan masyarakat. Dengan demikian kami
masih optimis dan penuh harapan akan kemajuan dan perkembangan karya pendidikan
Fioretti di Tigaraksa ini, jelas Sr Flavia penuh syukur. Dia percaya bahwa
semuanya itu tak mungkin terjadi tanpa rahmat dan kehendak Tuhan dan batuan
sesama. Kata Sr. Flavia Simbolon, SFD. ---Sr. M. Egidia Sitanggang SFD---
Video
/fa-clock-o/ TRENDING$type=list
-
UJUD KERASULAN DOA KWI DAN UJUD DOA SFD INDONESIA TAHUN 2016 PERSEMBAHAN HA...
-
MASA ASPIRAN Masa Aspiran merupakan masa dimana para calon dalam tahap paling dini diperkenalkan kehidupan membiara. Pada m...
-
Sejarah Lahirnya SFD di Dongen Kongregasi Suster-Suster Fransiskanes Dongen mulai terbentuk akibat Revolusi Perancis pada tahun 1789...
-
Pembaharuan Kaul Inti hidup membiara atau hidup berkaul adalah kita ingin menyerahkan diri penuh kepada Tuhan yang telah memanggi...
-
Syukur merupakan kata yang paling pantas dan layak diungkapkan oleh keluarga besar Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) karena ...
RECENT WITH THUMBS$type=blogging$m=0$cate=0$sn=0$rm=0$c=4$va=0
RECENT$type=list-tab$date=0$au=0$c=5
REPLIES$type=list-tab$com=0$c=4$src=recent-comments
RANDOM$type=list-tab$date=0$au=0$c=5$src=random-posts
/fa-fire/ YEAR POPULAR$type=one
-
MASA ASPIRAN Masa Aspiran merupakan masa dimana para calon dalam tahap paling dini diperkenalkan kehidupan membiara. Pada m...
-
UJUD KERASULAN DOA KWI DAN UJUD DOA SFD INDONESIA TAHUN 2016 PERSEMBAHAN HA...
-
Syukur merupakan kata yang paling pantas dan layak diungkapkan oleh keluarga besar Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) karena ...