SFD melayani dengan kata dan perbuatan lewat penderita kusta

Sr. Antoni Sutrini
Komisi Komunikasi Sosial KAS (KOMSOS KAS) sampai saat ini masih mempercayakan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) menjadi narasumber pada acara siaran Radio RRI Yogyakarta di sesi Penyejuk jiwa agama Katolik dengan tema penderita sakit kusta. Pada hari Jumat 26 Januari 2018, Sr. Antoni Sutrini SFD  diundang ke studio Pro 1 RRI Yogyakarta yang mengudara melalui frekuensi 91,1 FM dan beralamatkan di Jalan Amat Jazuli 4 Kotabaru Yogyakarta untuk mengisi acara Penyejuk jiwa agama Katolik. Sr. Antoni Sutrini SFD adalah seorang Biarawati perawat yang saat ini berkarya di UB. Sani tempat rehabilitasi penderita kusta di Pati. Beliau sudah lama mengabdikan diri melayani para penderita kusta dengan keahliannya sebagai perawat. Sedikit banyak dia mengerti mengenai sakit kusta. Dalam acara tersebut hadir pula Bapak Ancep dari KOMSOS KAS dan mbak Agata Erna sebagai pembawa acara.


Salah satu warga rehabilitasi
Mengapa setiap tahun Suster SFD diundang menjadi narasumber dalam acara bincang-bincang pada sesi penyejuk jiwa agama Katolik? Tentunya untuk menyadarkan stigma masyarakat terhadap penderita kusta yang masih cenderung negative. Banyak orang beranggapan bahwa sakit kusta itu akibat dari kutukan karena dosa dan harus dijauhi sehingga para penderita kusta tersingkir dan terabaikan dari lingkungan masyarakat. Kecacatan yang terlihat pada penderita kusta seringkali tampak menyeramkan sehingga menyebabkan perasaan takut yang berlebihan kepada penderita kusta. Stigma dan diskriminasi juga dialami oleh penderita kusta dalam bentuk penolakan di sekolah, di tempat kerja dan dalam kesempatan mendapatkan pekerjaan sehingga mereka minder dengan keadaan mereka.



Rumah hunian rehabilitasi kusta- UB Sani Pati
Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) bersama dengan Bruder MTB prihatin dengan keadaan tersebut. Khususnya saat itu di kota Pati Jawa Tengah penderita kusta lumayan banyak dan mereka disingkirkan dari keluarga dan masyarakat serta hidup dijalanan dengan tubuh yang sudah puntung. Maka pada tahun 1972 kedua Kongregasi tersebut yang kebetulan  mengambil semangat St. Fransiskus Assisi bekerja sama untuk mendirikan pusat rehabilitasi sakit kusta. Ide tersebut muncul karena teladan St. Fransiskus yang prihatin kepada penderita kusta di Assisi. Santo Fransiskus pada awalnya adalah seorang ksatria dan anak bangsawan kaya raya, namun karena pengalaman mistik perjumpaan dengan orang kusta, dia rela meninggalkan  semua kesenangan duniawi serta berbalik untuk merangkul, melayani bahkan mencium orang kusta. Semangat tersebutlah yang menjadi spirit para Suster SFD dan Bruder MTB untuk melayani penderita kusta dengan segenap hati dan penuh kasih.

Tempat rehabilitasi tersebut didirikan dengan tujuan untuk membantu penderita kusta dalam pengobatan serta mendampingi mereka untuk menghilangkan stigma dengan cara memberi motivasi serta komitmen yang kuat bagi penderita kusta. Dengan demikian penderita kusta dapat merubah pola pikirnya bahwa mereka masih berguna dan dicintai oleh sesama yang mereka rasakan lewat pelayanan Para suster SFD. Kegiatan warga rehabilitasi sakit kusta yang lebih akrab dipanggil UB Sani sama seperti manusia pada umumnya. Mereka bekerja ke sawah
Warga rehabilitasi kusta sedang memberi makan ternak
menanam padi atau ke kebun menanam sayuran yang hasilnya dinikmati sendiri. Bruder MTB mendampingi di bagian pertanian sedangkan Suster SFD mendampingi di bagian rumah tangga dan klinik yang tidak jauh dari UB Sani. Sedangkan bagi penderita kusta yang masih parah dan aktif dipisahkan dari UB Sani yaitu di Salus Papuli satu kompleks dengan biara SFD.  Kegiatan sampingan mereka antara lain menjual tanaman hias, berkebun, beternak sapi, menanam padi di sawah, mengolah sampah dan kotoran ternak menjadi kompos. Dengan kesibukan itu mereka merasa berguna dan merasa memiliki keluarga dalam komunitas yang saling memperhatikan satu dengan yang lain bahkan ada yang menikah sesama penderita kusta. Selain itu untuk menambah keterampilan, mereka diajari main gamelan dan bermain gamelan pada waktu-waktu tertentu.

Namun sekarang warga UB. Sani tinggal 4 keluarga, karena yang lain ada yang memilih kembali ke keluarganya karena merasa sudah sehat dan bisa mandiri dan ada yang sudah meninggal.

Dalam bincang-bincang penyejuk jiwa tersebut, Sr. Antoni Sutrini mengatakan bahwa orang kusta  bukan untuk ditakuti dan dijauhi tetapi untuk dirangkul dan diberi pengobatan sedini mungkin. Karena sakit kusta itu bukanlah sebuah kutukan, melainkan hanya penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman, duduk bersebelahan atau duduk bersama di meja makan dengan penderita.dan kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin. Sebenarnya penyakit ini tidak mudah untuk ditularkan, perlu beberapa bulan kontak yang sering dengan penderita kusta. Bakteri ini memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Maka kusta yang ditemukan sedini mungkin dengan pengobatan yang cepat dan tepat dapat disembuhkan dengan meminimalisasi kecacatan. Namun, apabila pengobatan terlambat dilakukan maka dapat menimbulkan kecacatan permanen.


Sr. Antoni Sutrini menghimbau jika ada saudara dan keluarga atau tetangga yang memiliki gejala-gejala sakit kusta, maka sesegera mungkin diperiksa ke Dokter dan tidak perlu takut dan malu, karena sekali lagi itu bukan kutukan tetapi penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan bisa disembuhkan. Dengan demikian tidak sampai pada cacat permanen yang mengakibatkan kehilangan organ tubuh. Kita sebagai orang Katolik beriman harus bisa merangkul, memberi pandangan dan mengayomi penderita kusta.---( Giovani Purba )-----
Nama

Artikel,37,berita,10,carousel,10,Dies Natalis 215 Tahun,1,Ekspo Panggilan,1,Feature,7,galeri,5,Indahnya Persaudaraan,2,Kalimantan Barat,1,Kontak kami,1,pastoral,5,pendidikan,7,pendiri,1,Sosial,1,Tulisan Populer,4,Tulisan terbaru,3,ujud kerasulan doa SFD,1,utama,18,Visitasi di Banjarmasin,1,Week End di Pati,4,
ltr
item
Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia: SFD melayani dengan kata dan perbuatan lewat penderita kusta
SFD melayani dengan kata dan perbuatan lewat penderita kusta
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEfD7dJZeaXm1EMdSu0mICtkRNcWLyfu25t2sMvbKneofY2qer_CjQjZEOpDuvJc9hf8rjFwMqY0MD3HVjd0cpdSyRHHiZObNyHCLZc1Ql0q3pmNCnWJjxoj3JXufpnixo2WvHjbZq35s/s400/IMG_20180227_154631.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEfD7dJZeaXm1EMdSu0mICtkRNcWLyfu25t2sMvbKneofY2qer_CjQjZEOpDuvJc9hf8rjFwMqY0MD3HVjd0cpdSyRHHiZObNyHCLZc1Ql0q3pmNCnWJjxoj3JXufpnixo2WvHjbZq35s/s72-c/IMG_20180227_154631.jpg
Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia
http://www.kongregasi-sfd.org/2018/02/sfd-melayani-dengan-kata-dan-perbuatan.html
http://www.kongregasi-sfd.org/
http://www.kongregasi-sfd.org/
http://www.kongregasi-sfd.org/2018/02/sfd-melayani-dengan-kata-dan-perbuatan.html
true
2806446007423684193
UTF-8
Muat Semua Tulisan tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Home PAGES POSTS Lihat Semua Direkomendasikan LABEL Arsip CARI Semua Tulisan Tuisan yang anda cari tidak ditemukan Kembali Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy