Puisi: Menanti Waktu Tuhan

Tiada seorang pun yang pernah menduga,

Saat akan terjadinya wabah pandemi virus corona saat ini

Situasi dunia begitu mencekam…

Kita hidup, tapi bagaikan hidup di kota mati.

Tiada lagi suara-suara keceriaan anak-anak sekolah,

Yang biasanya menghiasi kehidupan disekitar biara.

Bumi terlihat tertegun, terdiam, hening dan sunyi,

Seakan merekapun tahu dan ikut membisu.

 

Telah berbulan-bulan lamanya,

Duniaku menjalani kehidupan yang berbeda

Sebuah virus… hadir menggerogoti dunia

Ia tak terlihat, namun mematikan

Situasi kehidupan semakin sulit dan begitu sulit

Tak terkecuali, awam bahkan kaum religius.

 

Tidakkah kau mendengarkan jeritan hati?

Andaikan bisa, ingin ku berbicara padamu, agar engkau pergi dari dunia ini.

Telah berjuta jiwa yang pergi karena mu..

Jiwa yang masih begitu mencintai kehidupannya,

Pun keluarga yang mencintai dan mengharapkan mereka masih ada di dunia ini.

 

Bahkan jiwa berhati mulia, yang telah berjuang di garda terdepan,

Mereka yang telah memberikan diri seutuhnya,

Merelakan waktu kebersamaan mereka dengan keluarga,

Demi perjuangan menyelamatkan mereka yang terinfeksi.

Namun nyaris, merekapun harus pergi..

Tiada yang kekal..

Semua terjadi begitu cepatnya.

 

Adakah yang tahu maksud dari Sang Khalik?

Seluruh dunia bertanya pada Tuhan,

Kapan wabah ini akan berlalu?

Kapan dunia akan tersenyum kembali?

Kapan dunia akan menjalani kehidupan normal kembali?

Kapan dunia akan dipulihkan?

 

Tapi lagi-lagi, tak ada jawaban pasti,

Hanya Sang Khalik bersama waktu yang kan jawab smua penantian dan kerinduan itu.

 

Paus Fransiskus berdoa di depan salib ajaib di gereja San Marcello, 15 Maret 2020

Masa-masa sulit ini,

Semakin membuat kita menyadari akan ke Mahakuasaan Allah,

Sang pencipta dan pemilik bumi ini.

Kita pantas berefleksi diri

 

Mugkinkah selama ini kemanusiaan kita mencoba melampaui kemahakuasaan Allah?

Mungkin manusia mulai meninggalkan Sang penciptanya?

Dan lebih memilih berpaling pada kecanggihan dunia?

 

Maka kinilah saatnya, sebagai suatu masa permenungan

Dari Allah untuk manusia di seluruh dunia.

Allah merangkul dan memanggil kita, untuk kembali memandang wajah-Nya

Penuh pengharapan, bertelut, seraya memuji dan memuliakan-Nya.

Mencoba mencari makna dibalik wabah corona,

Semakin banyak hati dan mata yang terbuka untuk membantu sesama,

Yang mungkin selama ini luput dari pandangan kita.

 

Mgr. Rubiyatmoko saat perayaan Jumat Agung

Semakin banyak waktu bagi keluarga, untuk dapat berkumpul dirumah secara utuh,

Yang mungkin selama ini dipenuhi dengan kesibukan masing-masing.

Semakin banyak kesempatan tuk tinggal, berdoa dan bekerja dalam komunitas religius,

Yang mungkin selama ini sibuk ditugas karya dan pelayanan.

Sadarkah kita akan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk kita?

Semakin banyak waktu untuk bertelut dihadapan Tuhan,

Semakin banyak rangkaian doa yang dilambungkan dari hati terdalam pada Tuhan

Dan semakin dalam kerinduan akan persatuan dengan Tuhan Sang pencipta.

 

Namun begitu miris…

Masih ada yang tega melakukan kecurangan akan hak orang lain.

Masih dan semakin maraknya orang-orang yang berbuat kejahatan.

Pertikaian antar negara pun terjadi, masihkah harus saling mempersalahkan?

Karenanya kah engkau semakin murka wahai virus corona?

Tidakkah kita mau mengerti?

 

Maka ingatlah,,,

Virus belum akan berlalu,,

Mari kita ikut protokol kesehatan yang berlaku,

Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak

menghindari kerumunan dan tetap menjaga kesehatan diri

Saat kita menjaga diri, kita juga tlah menyelamatkan keluarga dan banyak orang.

 

Aku terdiam sembari menengadahkan diri dihadapan Tuhan

Bertelut penuh pengharapan,

Tuhan… pandanglah kerinduan umat-Mu diseluruh dunia

Pada-Mu ku berserah dan percaya.

Ku menantikan waktu Tuhan dengan penuh kesabaran.

Waktu dimana ia akan memperlihatkan wajah-Nya pada dunia

Memenuhi setiap pengharapan dan kerinduan setiap insan.

Waktu yang tepat untuk menunjukkan kuasa-Nya

Waktu dimana Tuhan akan menyelamatkan dan memulihkan kehidupan kita..

 

Oleh: Sr. M. Gisela SFD, Komunitas Alverna Saribudolok

COMMENTS

Nama

Artikel,37,berita,10,carousel,10,Dies Natalis 215 Tahun,1,Ekspo Panggilan,1,Feature,7,galeri,5,Indahnya Persaudaraan,2,Kalimantan Barat,1,Kontak kami,1,pastoral,5,pendidikan,7,pendiri,1,Sosial,1,Tulisan Populer,4,Tulisan terbaru,3,ujud kerasulan doa SFD,1,utama,18,Visitasi di Banjarmasin,1,Week End di Pati,4,
ltr
item
Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia: Puisi: Menanti Waktu Tuhan
Puisi: Menanti Waktu Tuhan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH_rs5u5mqRuH17bjyz297FvU8Y6VBRNc5Yg3i1C4Ag6I5HU43bKybonT4H6FML8d9Pd3TPo4YC8v7A12JYbP3ah5AoC6ZvczCvu4PMT1CzBkZarCOxXrqagVhrRfvEBpHReAgakTprZI/w399-h310/imagesbvbvb.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH_rs5u5mqRuH17bjyz297FvU8Y6VBRNc5Yg3i1C4Ag6I5HU43bKybonT4H6FML8d9Pd3TPo4YC8v7A12JYbP3ah5AoC6ZvczCvu4PMT1CzBkZarCOxXrqagVhrRfvEBpHReAgakTprZI/s72-w399-c-h310/imagesbvbvb.jpg
Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia
http://www.kongregasi-sfd.org/2020/07/puisi-menanti-waktu-tuhan.html
http://www.kongregasi-sfd.org/
http://www.kongregasi-sfd.org/
http://www.kongregasi-sfd.org/2020/07/puisi-menanti-waktu-tuhan.html
true
2806446007423684193
UTF-8
Muat Semua Tulisan tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Home PAGES POSTS Lihat Semua Direkomendasikan LABEL Arsip CARI Semua Tulisan Tuisan yang anda cari tidak ditemukan Kembali Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy