Sr. Vinsensia Tarigan SFD (55) atau sering dipanggil oleh para susternya dengan
panggilan “tigan” menghabiskan hampir separoh hidupnya bertugas bidang
pendidikan di Saribudolok Sumatra Utara. Tetapi justru di usia yang semakin
senja ini, ia diutus oleh Kongregasinya berkarya di Lembaga Daya Dharma (LDD).
Pelayanan kaum buruh dengan pengabdian sebagai tugas sosial di Tigaraksa –
Keuskupan Agung Jakarta.
“Apalah yang bisa saya perbuat di tempat tugas yang baru nanti,
dalam hatiku ketika pertama kali menerima tugas baru dari Pimpinan Umum kami”.
Ujar Sr Vinsensia mengenang kembali proses awal menerima tugas di Lembaga Daya
Dharma (LDD). Sejak masuk biara, Suster yang ceria ini selalu bertugas di
sekolah atau bagian pendidikan. Tapi justru di usianya yang mulai senja ini, ia
diutus ke tempat tugas yang baru dan asing baginya. Ada rasa was-was dan kecil
hati menghadapi tugas dan situasi yang baru di LDD. “Saya tidak punya bayangan
dan pengalaman sedikitpun mengenai LDD ini” katanya dengan logat karonya yang
khas. Kendati demikian, jauh di lubuk hatinya tetap yakin dan berharap bahwa Tuhan
yang memanggil dan mencintainya pasti akan tetap menuntun dan melindungi
hidupnya. “Maka akhirnya saya tetap melangkah dengan suka cita dan menyerahkan
segala kekwatiran saya pada kehendak-Nya” Tandas Suster Tigan yang juga
bertugas sebagai Ministra Komunitas di
komunitas SFD Gita Surya -
Desa Matagara - Tigaraksa Kabupaten Tangerang.
Kebersamaan
Dalam Perbedaan
Suster
yang semakin lihai mengendarai sepeda motor di tengah macetnya Jakarta ini,
juga mengisahkan bahwa melalui tugas perutusan di LDD, dia merasa semakin diperkaya
pengalamannya melalui perjumpaan dengan orang yang berbeda dengannya. Sebagai
contoh, suatu waktu ketika mengunjungi anggota serikat LDD di Tangerang Cisoka,
ia sangat tertegun dan tersentuh saat berjumpa dengan kelompok/organisasi non
kristiani yang juga mempunyai semangat dan tujuan yang sama dengan LDD. “Waktu
itu kami bersama dengan mereka bekerja sama dengan baik untuk menolong dan
mengasihi orang-orang yang sangat membutuhkan di tempat itu. “Saya bersyukur
melihat semangat berbagi mereka dengan sesamanya” tandas Suster yang hobby
bernyanyi ini. Sungguh indah kebersamaan yang kami alami. Perbedaan bukan
menjadi benteng pemisah diantara kami melainkan kenyataan yang harus diterima
untuk saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain. Lebih dari itu,
perjumpaan dan kasih merobohkan tembok pemisah diantara kami saat itu. Pengalaman
ini pun menjadi guru yang baik bagiku dalam memaknai perbedaan dalam hidup ini.
Bahkan, pengalaman ini pun menyadarkannya bahwa bukan hanya dalam gereja kita saja
ada gerakan-gerakan social peduli dengan sesame, tetapi juga di tempat-tempat
saudara/ri yang berbeda keyakinan dengan kita. Katanya mengungkapkan dengan
rasa kagum usaha kerjakeras dan kerelaan kelompok-kelompok yang murahati itu.
Aktif
dalam kegiatan Paroki
Suster
kelahiran Tanah Karo Simalem ini, selain tugas pokok di Lembaga Daya Dharma
(LDD) Keuskupan Agung Jakarta, ia juga berusaha aktif dibeberapa kelompok
kategorial Paroki Odilia. “Kita sebagai umat Katolik dibawah naungan Paroki
setempat harus turut aktif dalam kegiatan hidup menggereja” ujarnya dengan
mantap. Oleh karena itu, suster yang kuat dan semangat muda ini terlibat juga
di kelompok KKMK. Kelompok ini adalah salah satu kelompok kategorial di paroki
yang mendampingi karyawan-karyawati katolik. Adapun tujuan KKMK adalah supaya
karyawan-karyawati katolik kendati sibuk dengan segala pekerjaannya namun
supaya tetap memperhatikan hidup rohaninya dan kuat dalam imannya. Pada
umumnya, karyawan-karwayati ini mayoritas pendatang atau perantau. Mereka yang
jauh dari kampung halaman dan orangtua harus dirangkul supaya tetap merasakan
dan menyadari bahwa dirinya adalah anggota Gereja yang mempunyai teman,
orangtua dan saudara-saudari.
Senada
dengan tujuan di atas, tujuan KKMK tentu juga merangkul kaum muda katolik
supaya kuat dalam iman dan tidak gampang goyah atau meninggalkan imannya oleh
karena godaan-godaan. “kami senang melihat
beberapa diantara anggota KKMK menjadi aktivis gereja, bahkan ada yang mendapat
jodoh dari KKMK sendiri” kata suster yang mengaku merasa makin muda bila sering
berjumpa dan bersama orang muda, katanya sambal tertawa.
Sr.
Vinsensia bersama delapan suster sekomunitasnya sama-sama berusaha untuk
terlibat dalam hidup menggereja. Sebagaimana pola hidup Kongregasi SFD yang
adalah Kongregasi aktif. Dengan demikian, para suster SFD selain sibuk dengan
karya pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan dan sosialnya, mereja juga
tetap memberi waktu pelayanan di lingkup gereja. Sebagai contoh, para suster
dibagi berdua-dua ke beberapa lingkungan; memberi renungan, melatih umat
bernyanyi atau hadir di tengah-tengah umat sebagai umat saja. Bagi suster
perawat diikutkan dalam jadwal dalam pelayanan kesehatan di klinik paroki. Ada
juga yang ikut terlibat mendampingi OMK. Adakalanya Sr Vinsen juga ikut mengunjungi
orang-orang di penjara dan berbagai kegiatan lainnya yang ada di paroki. “Tentu
semua itu bisa kami ikuti karena kerjasama bersama para saudari sekomunitas”, tandas
suster Tigan dengan mantap.
Hal
yang juga tak kalah pentingnya, Sr. Vinsensia mengakui bahwa para imam yang ada
di Paroki Odilia sangat mendukung dan memperhatihan karya dan komunitas SFD di
Tigaraksa. Sebagai contoh, mereka ikut mempromosikan karya pendidikan dan
klinik yang dikelola SFD kepada umat. Mendorong umat supaya menyekolahkan
anak-anaknya di yayasan yang dikelola SFD. Memberi solusi atau
pandangan-pandangan baik untuk karya pelayanan kami. Tentu semua itu menjadi
peluang baik dan menambah semangat bagi komunitas kami, kata Sr. Vinsen memuji
dengan nada syukur. ( Sr. Egidia Sitanggang )

Video
/fa-clock-o/ TRENDING$type=list
-
MASA ASPIRAN Masa Aspiran merupakan masa dimana para calon dalam tahap paling dini diperkenalkan kehidupan membiara. Pada m...
-
UJUD KERASULAN DOA KWI DAN UJUD DOA SFD INDONESIA TAHUN 2016 PERSEMBAHAN HA...
-
Pembaharuan Kaul Inti hidup membiara atau hidup berkaul adalah kita ingin menyerahkan diri penuh kepada Tuhan yang telah memanggi...
-
Sejarah Lahirnya SFD di Dongen Kongregasi Suster-Suster Fransiskanes Dongen mulai terbentuk akibat Revolusi Perancis pada tahun 1789...
-
Syukur merupakan kata yang paling pantas dan layak diungkapkan oleh keluarga besar Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) karena ...
RECENT WITH THUMBS$type=blogging$m=0$cate=0$sn=0$rm=0$c=4$va=0
RECENT$type=list-tab$date=0$au=0$c=5
REPLIES$type=list-tab$com=0$c=4$src=recent-comments
RANDOM$type=list-tab$date=0$au=0$c=5$src=random-posts
/fa-fire/ YEAR POPULAR$type=one
-
MASA ASPIRAN Masa Aspiran merupakan masa dimana para calon dalam tahap paling dini diperkenalkan kehidupan membiara. Pada m...
-
UJUD KERASULAN DOA KWI DAN UJUD DOA SFD INDONESIA TAHUN 2016 PERSEMBAHAN HA...
-
Syukur merupakan kata yang paling pantas dan layak diungkapkan oleh keluarga besar Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) karena ...