![]() |
Persaudaraan Suster Medior |
Perjalanan panjang perjuangan Kongregasi SFD hingga sampai saat ini tidak terlepas oleh jerih lelah para suster pendiri kita. Hari ini kita disegarkan kembali akan keutamaan-keutamaan yang menjadi dasar hidup suster-suster pendiri kongregasi SFD. Dasar hidup yang dimiliki oleh suster-suster pendiri kita yaitu beriman tangguh, bermati raga, dinamis, menghargai keberagaman dan menjadi saksi sukacita Injil.
Surat rasul Paulus kepada umat di Kolose 2:1-2, menyebutkan ”Kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Karena itu hendaknya hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan yang telah diajarkan kepadamu, hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Ketangguhan terjadi karena hidup yang berakar dalam Kristus, dibangun di atas pondasi Kristus dan karena itu melimpah ucapan syukur. Demikian pula suster-suster pendiri kita sungguh menghidupi perjalanan Kristus disetiap perjuangan panggilannya. Kalau tidak didayai oleh Roh Kristus tidak mungkin para suster pendiri kita mampu bertahan dalam pengusiran, persembunyian, keterasingan, badai alam, dan tanpa tempat tinggal yang layak. Harapan satu-satunya dalam kondisi para suster pada waktu itu adalah mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi. Ketangguhan iman itu diuji ketika para suster pendiri berani menjalankan hidup matiraga.
Pendiri SFD melakukan penyangkalan diri dengan berlaku acuh terhadap nafsu-nafsu kodrati dan indrawi atau dengan kata lain tidak menempatkan kehendak sendiri di depan, melainkan memberi peluang kepada kehendak Allah. Tujuan penyangkalan diri dilakukan agar menjadi persiapan persatuan dengan Allah. Selain itu pula bentuk penyangkalan diri yang dilakukan oleh para suster pendiri adalah alat-alat bantu yang menyakitkan bagi badan seperti disiplin, pakaian tapa, puasa dan pantang. Itu semua perlu dilakukan pada saat kodrat membangkang dan tidak mau dikendalikan dengan halus.
Persaudaraan yang beriman tangguh tercipta ketika menghadirkan pribadi yang dinamis. Dalam hal ini dinamis yang dimaksud adalah seorang pribadi yang dinamis dengan subur akan ide-ide, banyak memiliki gairah hidup serta pandai memupuk bakatnya sendiri. Hal itu terlihat jelas dari sejarah hidup suster-suster pendiri, mereka diusir dan dibubarkan sebagai bagian dari hidup religius pada peristiwa Revolusi Perancis karena dianggap tidak berguna kehadirannya di tengah kehidupan pada zaman itu. Para suster pendiri kita tetap memiliki harapan untuk melanjutkan kehidupan panggilan religius. Cara hidup yang mereka jalani pada waktu itu ialah melakukan pekerjaan sederhana bahkan hina dengan menyembunyikan identitas sebagai seorang suster. Kendati mengalami keterbatasan materi namun mereka tetap bertahan dengan mengusahakan kemampuan yang dimiliki untuk dicurahkan sehabis-habisnya demi kelangsungan panggilan suci Yesus Kristus.
Selain itu pribadi yang dinamis ditampakkan dalam cara hidup yang tidak bisa tinggal diam, polos dan sederhana. Sikap tersebut terpancar dalam hidup para suster pendiri. Demi diakuinya mereka sebagai komunitas hidup religius segala cara harus dihadapi. Mulai dari pencarian tempat bernaung, ijin dari pemimpin Gereja sampai pada akhirnya terjadi perpecahan diantara para suster sendiri. Modal hidup yang amat minim menggantungkan hidupnya pada Penyelenggaraan Ilahi.
Persaudaraan yang beriman tangguh tercermin pada rasa menghargai keberagaman. Ketika terjadi Revolusi Perancis biara-biara dibubarkan, maka ada suster-suster yang kembali ke rumahnya, adapula suster-suster yang tetap melanjutkan hidup religiusnya namun secara sembunyi-sembunyi. Mereka bersatu dari berbagai kongregasi untuk maksud dan tujuan yang mulia melanjutkan panggilan suci Yesus Kristus yang ditanamkan dalam hati mereka. Berani menanggalkan pola hidup kebiaraan yang satu untuk rela belajar menjalani pola hidup kebiaraan yang diikuti. Hal yang penting bagi mereka adalah rasa cinta kepada Tuhan Yesus Kristus yang tetap setia memelihara panggilan hidup religius. Hal ini juga yang menjadi perhatian khusus bagi kita SFD yakni meyakini hadiah yang paling berharga dalam persaudaraan kita adalah keberagaman yang saling melengkapi. SFD diharapkan juga menghargai dan mencintai keberagaman dan menjadi SFD pembawa damai.
Keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh suster-suster pendiri kita menjadi tolok ukur perkembangan hidup religius bagi para penerus kongregasi saat ini. Corak hidup yang diperjuangkan oleh para suster pendiri harus nampak pada pribadi-pribadi penerus kongregasi. Kekhasan hidup religius yang ditampilkanpun merasuk dalam sanubari penerus-penerus kongregasi. Maka tujuan Yesus hadir di dunia ini untuk mewartakan kabar sukacita Injili terlaksana karena hadirnya duta-duta religius SFD yang tampil menjadi saksi sukacita Injil di tengah dunia zaman ini.
Maka para suster SFD yang berkumpul dalam pesta persaudaraan akbar Kapitel Umum IV melaksanakan amanat Tuhan kita Yesus Kristus menjadi saksi sukacita Injili di tengah dunia ini dengan bersumber pada Roh Kristus sendiri yang mendayai pelayanan dengan menampilkan ciri khas hidup para suster pendiri yaitu persaudaraan yang beriman tangguh, bermati raga, dinamis, menghargai keberagaman. Dengan demikian kehadiran kita para suster SFD menjadi penyalur rahmat, berkat dan keselamatan bagi siapa saja yang kita jumpai dan layani.
Surat rasul Paulus kepada umat di Kolose 2:1-2, menyebutkan ”Kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Karena itu hendaknya hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan yang telah diajarkan kepadamu, hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Ketangguhan terjadi karena hidup yang berakar dalam Kristus, dibangun di atas pondasi Kristus dan karena itu melimpah ucapan syukur. Demikian pula suster-suster pendiri kita sungguh menghidupi perjalanan Kristus disetiap perjuangan panggilannya. Kalau tidak didayai oleh Roh Kristus tidak mungkin para suster pendiri kita mampu bertahan dalam pengusiran, persembunyian, keterasingan, badai alam, dan tanpa tempat tinggal yang layak. Harapan satu-satunya dalam kondisi para suster pada waktu itu adalah mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi. Ketangguhan iman itu diuji ketika para suster pendiri berani menjalankan hidup matiraga.
Pendiri SFD melakukan penyangkalan diri dengan berlaku acuh terhadap nafsu-nafsu kodrati dan indrawi atau dengan kata lain tidak menempatkan kehendak sendiri di depan, melainkan memberi peluang kepada kehendak Allah. Tujuan penyangkalan diri dilakukan agar menjadi persiapan persatuan dengan Allah. Selain itu pula bentuk penyangkalan diri yang dilakukan oleh para suster pendiri adalah alat-alat bantu yang menyakitkan bagi badan seperti disiplin, pakaian tapa, puasa dan pantang. Itu semua perlu dilakukan pada saat kodrat membangkang dan tidak mau dikendalikan dengan halus.
Persaudaraan yang beriman tangguh tercipta ketika menghadirkan pribadi yang dinamis. Dalam hal ini dinamis yang dimaksud adalah seorang pribadi yang dinamis dengan subur akan ide-ide, banyak memiliki gairah hidup serta pandai memupuk bakatnya sendiri. Hal itu terlihat jelas dari sejarah hidup suster-suster pendiri, mereka diusir dan dibubarkan sebagai bagian dari hidup religius pada peristiwa Revolusi Perancis karena dianggap tidak berguna kehadirannya di tengah kehidupan pada zaman itu. Para suster pendiri kita tetap memiliki harapan untuk melanjutkan kehidupan panggilan religius. Cara hidup yang mereka jalani pada waktu itu ialah melakukan pekerjaan sederhana bahkan hina dengan menyembunyikan identitas sebagai seorang suster. Kendati mengalami keterbatasan materi namun mereka tetap bertahan dengan mengusahakan kemampuan yang dimiliki untuk dicurahkan sehabis-habisnya demi kelangsungan panggilan suci Yesus Kristus.
Selain itu pribadi yang dinamis ditampakkan dalam cara hidup yang tidak bisa tinggal diam, polos dan sederhana. Sikap tersebut terpancar dalam hidup para suster pendiri. Demi diakuinya mereka sebagai komunitas hidup religius segala cara harus dihadapi. Mulai dari pencarian tempat bernaung, ijin dari pemimpin Gereja sampai pada akhirnya terjadi perpecahan diantara para suster sendiri. Modal hidup yang amat minim menggantungkan hidupnya pada Penyelenggaraan Ilahi.
Persaudaraan yang beriman tangguh tercermin pada rasa menghargai keberagaman. Ketika terjadi Revolusi Perancis biara-biara dibubarkan, maka ada suster-suster yang kembali ke rumahnya, adapula suster-suster yang tetap melanjutkan hidup religiusnya namun secara sembunyi-sembunyi. Mereka bersatu dari berbagai kongregasi untuk maksud dan tujuan yang mulia melanjutkan panggilan suci Yesus Kristus yang ditanamkan dalam hati mereka. Berani menanggalkan pola hidup kebiaraan yang satu untuk rela belajar menjalani pola hidup kebiaraan yang diikuti. Hal yang penting bagi mereka adalah rasa cinta kepada Tuhan Yesus Kristus yang tetap setia memelihara panggilan hidup religius. Hal ini juga yang menjadi perhatian khusus bagi kita SFD yakni meyakini hadiah yang paling berharga dalam persaudaraan kita adalah keberagaman yang saling melengkapi. SFD diharapkan juga menghargai dan mencintai keberagaman dan menjadi SFD pembawa damai.
Keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh suster-suster pendiri kita menjadi tolok ukur perkembangan hidup religius bagi para penerus kongregasi saat ini. Corak hidup yang diperjuangkan oleh para suster pendiri harus nampak pada pribadi-pribadi penerus kongregasi. Kekhasan hidup religius yang ditampilkanpun merasuk dalam sanubari penerus-penerus kongregasi. Maka tujuan Yesus hadir di dunia ini untuk mewartakan kabar sukacita Injili terlaksana karena hadirnya duta-duta religius SFD yang tampil menjadi saksi sukacita Injil di tengah dunia zaman ini.
Maka para suster SFD yang berkumpul dalam pesta persaudaraan akbar Kapitel Umum IV melaksanakan amanat Tuhan kita Yesus Kristus menjadi saksi sukacita Injili di tengah dunia ini dengan bersumber pada Roh Kristus sendiri yang mendayai pelayanan dengan menampilkan ciri khas hidup para suster pendiri yaitu persaudaraan yang beriman tangguh, bermati raga, dinamis, menghargai keberagaman. Dengan demikian kehadiran kita para suster SFD menjadi penyalur rahmat, berkat dan keselamatan bagi siapa saja yang kita jumpai dan layani.

Video
/fa-clock-o/ TRENDING$type=list
-
MASA ASPIRAN Masa Aspiran merupakan masa dimana para calon dalam tahap paling dini diperkenalkan kehidupan membiara. Pada m...
-
UJUD KERASULAN DOA KWI DAN UJUD DOA SFD INDONESIA TAHUN 2016 PERSEMBAHAN HA...
-
Pembaharuan Kaul Inti hidup membiara atau hidup berkaul adalah kita ingin menyerahkan diri penuh kepada Tuhan yang telah memanggi...
-
Sejarah Lahirnya SFD di Dongen Kongregasi Suster-Suster Fransiskanes Dongen mulai terbentuk akibat Revolusi Perancis pada tahun 1789...
-
Syukur merupakan kata yang paling pantas dan layak diungkapkan oleh keluarga besar Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) karena ...
RECENT WITH THUMBS$type=blogging$m=0$cate=0$sn=0$rm=0$c=4$va=0
RECENT$type=list-tab$date=0$au=0$c=5
REPLIES$type=list-tab$com=0$c=4$src=recent-comments
RANDOM$type=list-tab$date=0$au=0$c=5$src=random-posts
/fa-fire/ YEAR POPULAR$type=one
-
MASA ASPIRAN Masa Aspiran merupakan masa dimana para calon dalam tahap paling dini diperkenalkan kehidupan membiara. Pada m...
-
UJUD KERASULAN DOA KWI DAN UJUD DOA SFD INDONESIA TAHUN 2016 PERSEMBAHAN HA...
-
Syukur merupakan kata yang paling pantas dan layak diungkapkan oleh keluarga besar Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) karena ...
COMMENTS