Bagaimanapun Juga Kehidupan Membiara Harus Diteruskan

Sr. Raynelda Simanjorang SFD
Fase pertama masa covid 19 muncul di tanah air tercinta, tepatnya awal Maret 2020, saya masih belum yakin bahwa virus ini ada. Tetapi pada pertengahan Maret 2020, kecemasanpun muncul karena baru mengadakan perjalanan dari Bangkok dan dari Jakarta. Terutama perjalanan ke Jakarta, saya dipenuhi dengan stress yang tinggi, tetapi karena urusan kepentingan Kongregasi maka harus dijalankan. Kegalauan semakin bertambah sebab beberapa provinsi sudah ditutup untuk menghentikan penyebaran covid 19.

 

Pada tanggal 20 Maret 2020 tiba di Komunitas denagn selamat dan selama tiga hari saya isolasi mandiri, mengingat banyak anggota komunitas yang sudah senior. Tetapi karena merasa tidak mengalami gejala apa-apa maka saya memberanikan diri untuk bergabung dengan anggota komunitas yang lain. Dua hari kemudian, berita mengenai covid 19 semakin gencar dan sangat menakutkan, yang membuat saya merasa terguncang sebab dari perut saya keluar semburan panas, wah sejak itu selama empat hari saya tidak bisa tidur, yang ada hanya gelisah dan gelisah. Hari keempat saya ke rumah sakit dengan keluhan tidak bisa tidur dan perut mengeluarkan semburan panas. Dibantu dengan resep dokter dan meditasi kesehatan, sayapun perlahan mulai pasrah dan meninggalkan berita tentang covid 19. Sejak saat itu saya mulai mengalami ketenangan dan kegembiraanpun mulai hadir diwajah dan dihati serta mulai menerima situasi. Pandemic covid 19 memang ganas menurut berita yang kita dengar, tetapi mau tidak mau, harus bisa beradaptasi dengan situasi ini. Menjaga kesehatan, dengan pola makan yang sehat, olah raga, pakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak dan tidak keluar rumah, jika tidak sangat penting.

 

Apa yang akan disampaikan Tuhan dengan situasi ini? Apakah kami semua sudah lupa bahwa harga yang paling berharga adalah keluarga? Dengan covid 19, semua keluarga harus berkumpul di rumah, kembali kepada nilai dasar keluarga, semua harus rela tinggal di rumah, menahan diri untuk tidak bepergian ke tempat-tempat wisata demi cinta keluarga. Ajar kami untuk mengerti apa kehendakMu dalam situasi saat ini.

 

Meski situasi begitu mencekam, kami memberanikn diri mengembangkan rasa belaskasih kepada bapak-bapak becak, tetangga, gojek dan beberapa keluarga dekat dengan membagikan sembako ala kadaranya. Hati pun semakin bersukacita karena boleh berbagi kasih meski kami sadar bahwa kamipun bukan berlebihan. Berbagi dari kekurangan jauh lebih tinggi nilainya daripada berbagi dari kelimpahan. Saatnya peduli dengan mereka yang sangat membutuhkan uluran tangan, agar dapat bertahan hidup.

 Puji Tuhan, meskipun himbauannya hanya melalu media social group WA Kongregasi, semua ministra komunitas dan dewan komunitas langsung menanggapi dan melaksanakan berbagi kasih bagi saudara dan saudari yang ada di sekitar komunitas masing-masing. Syukur atas sentuhan Roh Kudus yang menggerakkan kami saudari dina untuk hadir bersama saudara-saudari yang ada disekitar, semoga uluran tangan yang sederhana ini dapat membantu meringankan bebas mereka yang menerima. Maafkan kami karena tidak banyak yang bisa kami lakukan. Tetapi percayalah, kami tetap berdoa agar semua sehat dan bahagia dalam segala upaya dan usaha membangun kehidupan yang lebih baik. Salam sejahtera dari semua saudari dina.

 

Fase kedua, semakin intens di rumah, bekerja dari rumah, meski sekali-sekali harus turun lapangan. Kegiatan yang paling seru adalah merawat tanaman, membuat pembibitan jenis-jenis pohon. Sebagai tim JPIC SFD, kesempatan ini juga kami maanfaatkan agar semua komunitas berupaya menyediakan bibit-bibit pohon dengan harapan setelah covid 19 aman, tim bekerja sama dengan pencinta lingkungan sekolah-sekolah yang dikelola SFD segera turun lapangan menanam pohon disegala bukit yang gundul, terutama di sekitar danau toba. Rencana yang sangat indah adalah menanam pohon pada bukit-bukit yang gundul, kami akan membuat bukit-bukit itu memiliki spesialis pohon, misalnya bukit tongging pohon advokat, Haranggaol, mahoni, paropo kelor, kodon-kodon, pinang, Silalahi matoa, Salbe nangka dan seterusnya. Semoga rencana ini diberkati dan direstui Tuhan. Amin.

Sejak ada seruan dari tim JPIC SFD Indonesia kepada semua komunitas, semua langsung bergerak melakukan hal baik, mulai dari hal yang sangat sederhana, yaitu merawat tanaman di komunitas, menanam sayur di pekarangan komunitas, mengadakan pembibitan pohon, mengolah sampah dan menggunakan sampah plastik untuk pengganti poliback. Saya terharu, ketika berkunjung ke komunitas-komunitas, mereka sangat serius melakukannya, bahkan yang belum sempat mendapat kunjunganpun telah memberitakn informasi aktivitas yang mereka lakukan. Hal- hal positif yang boleh dialami selama pandemic ini adalah kebersamaan dalam komunitas doa bersama terlaksana dengan sangat baik, cinta satu sama lainpun semakin baik, karena saling memperthatikan jika ada seorang saudari yang belum hadir dalam kebersamaan, ada kepedulian yang sangat baik dengan saling mencari.

 

Fase ketiga tiba saatnya perasaan sangat terguncang ketika hasil ravid tes seorang saudari dinyatakan reaktif dan langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan covid 19 di Medan. Dalam ketidakberdayaan, selalu berusaha agar boleh tersenyum dan berusaha menerima situasi dengan hati tenang, meskipun saya tau hal ini tidak mudah, tetapi harus bisa. Doapun semakin dilambungkan agar kuasa Tuhan bekerja atas diri saudari yang sedang sakit. Akibat dari hal tes tersebut, maka semua saudari sekomunitasnya dan para saudari yang merawatnya harus melakukan ravid tes. Puji Tuhan semua baik-baik saja. Kewaspadaanpun semakin ditingkatkan. Para perawat di klinik-klinik wajib menggunakan alat pelindung diri yang lengkap. Semoga dengan begitu semua terhindar dari wabah yang ganas ini.

 

Dalam suasana yang baik, kami tetap melaksanakan retret tahunan di komunitas masing- masing. Tim spiritualitas bekerja keras menyiapkan bahan retret dan dibagikan kepada semua komunitas. Dalam permenungan kudus ini, muncul kembali kegelisahan karena memang sudah hampir lima bulan beberapa karya pelayanan terhenti, maka otomatis penyokong hidup jasmani kamipun mulai menipis, biasanya setiap bulan ada uang masuk, tetapi selama lima bulan yang ada hanya pengeluaran.  

 

Saya secara pribadi mengajukan pertanyaan kepada para saudari peserta retret di komunitasku. Apa yang akan kita lakukan untuk menguatkan ekonomi? Berbagai macam usulanpun bermunculan, sampai-sampai ada niat untuk berjualan. Apakah makanan, tanaman, you tobe (berupa lagu atau cerita lain). Walaupun muncul ide demikian cemerlang, untuk menjalankannya pastilah masih meraba-raba karena memang misi kami bukanlah demikian. Tetapi situasi menuntut untuk banting stir. Saya bersama sudariku Egidia Sitanggang telah berupaya menciptakan lagu sederhana dan sudah dibagikan dalam you tobe Kongregasi SFD.


Sekarang siapa yang akan menonton, membagikan, mengomentari? Dengan rasa percaya diri, saya berjuang juga agar banyak teman-teman di media social yang mengetahui karya sederhana ini dengan harapan mereka pasti mendukung dengan baik. Puji Tuhan semakin bertambah mereka yang menyentuh canel Kongregasiku ini. 

 

Saya percaya Tuhan pasti membantu sebagimana para murid juga dibantu dalam kapal yang hendak karam. Seperti para murid kamipun berseru, Tuhan tolong, kami hampir karam. Tuhan apa yang akan Engkau sampaikan kepada kami melalui situasi ini? Keadaan saudariku yang sakit semakin membaik, meski tetap belum bisa terhubung. Dokter Fransiskus Ginting adalah dokter yang paling baik, secara rutin memberi informasi perkembangan kesehatan saudariku yang di rawat di rumah sakit dimana dr Fransiskus Ginting berkarya. Dari hari ke hari kondisi kesehatannya semakin baik. Terpujilah Tuhan atas anugerah yang sangat besar bagi kami semua. Tuhan pasti buka jalan, asal kita mau menuruti kehendakNya.

 

Keadaan semakin menegangkan karena kami mendapat kabar bahwa para imam yang melayani kami dalam perayaan ekaristi mengalami sakit dan positif covid 19. Komunitas kami rasanya ikut menderita, sekujur tubuh rasanya juga ikut sakit, tetapi kami tidak mau berlama-lama dengan situasi yang tidak nyaman itu. Segera kami mencatatkan nama-nama mereka dalam daftar doa orang sakit yang didoakan setiap hari pada ibadat pagi dan masih ditambah dalam doa spontan pada ibadat sore. 

 

Dalam situasi yang belum nyaman seratus persen, ada kabar bahwa saudariku yang dirawat di rumah sakit Martha Friska sudah sehat dan boleh pulang ke rumah, hati senang tetapi berpikir lagi bagaimana cara menjemput ke rumah sakit? Saya juga menjadi steresss, karena membayangkan situasi rumah sakit yang sangat menakutkan karena rumah sakit rujukan covid 19. Tetapi dengan bantuan Roh Kudus, saya mengajak hatiku berdamai dan akhirnya malam sebelum tidur saya memutuskan akan menjemput langsung ke rumah sakit. Siang kami sudah ke rumah sakit, ternyata ditunda sampai sore karena dokumen-dokumennya belum selesai. Kami kembali ke rumah dan sore sekitar pukul 16.00 waktu setempat, kembali ke rumah sakit. Pihak rumah sakit menginformasikan, jika sudah mendekati rumah sakit supaya memberitahu. Memang sebelum tiba di rumah sakit, saya meginformasikan bahwa kami akan tiba, maka perintahnya, agar menunggu di depan pintu blok B dan kami turut perintah. Eeehhh ternyata tidak seseram yang saya bayangkan, karena kami tidak perlu turun dari mobil, hanya pasien dinaikkan lalu berangkat. Hatikupun bersukaria. Dan semakin bersukacita karena saya melihat kondisi saudariku sangat baik, kelihatan segar, bersih dan sangat sehat. 

 

Namun demikian kami tetapi waspada dengan tetap jaga jarak, maka sengaja membawa mobil yang besar agar terpenuhi syarat protocol kesehatan yang sedang didengung-dengungkan. Kami juga masih meminta agar selama dua minggu saudari tersebut karantina mandiri untuk memastikan kondisinya bernar-benar pulih. Rasa syukur yang melimpah juga karena kesediaan komunitas Portiuncula Namopecawir menerima saudari yang membutuhkan karantina. Cinta kasih yang besar ini sungguh meneguhkan perjalanan panggilan. Semua karena penyelenggaraan Ilahi bagi kami para saudari dina. Semoga semua sehat dan berbahagia dalam menjalankan tugas pelayanan masing-masing. Dalam situasi sulit dalam hal ekonomi, tetapi kami bisa merasakan kesatuan dalam persaudaraan semakin terasa sangat baik. Terima kasih untuk rahmat yang berlimpah ini. Tidak ketinggalan rasa syukur yang mendalam atas kemurahan hati Pemerintah Republik Indonesia yang menanggung semua biaya pengobatan saudariku ini. Ini juga penyelenggaraan Ilahi yang sangat besar karena begitu kami mengalami kesulitan dalam hal keuangan, disitulah waktunya bantuan begitu besar mengalir bagi kami. Terpujilah Engkau ya Tuhan penyelenggara hidup kami. Semoga negara tercinta semakin berkembang, jaya dan sejahteralah semua masyarakatnya.

 

Berdasarkan semua rahmat ini, saya berniat untuk semakin mencintai Tuhan, berperilaku hidup baik dan semakin mengandalkan Tuhan dalam segala situasi hidup ini, seraya menyerahkan seluruh diri kepada kehendakNya. Terjadilah sesuai dengan rencanaMu. Pakailah kami sebagai alatMu menyebarkan karya keselamatan bagi banyak orang. Bagaimanapun juga kehidupan membiara harus diteruskan, entah situasinya aman ataupun tidak. Situasi Kongregasi dan karya- karya yang kami kelola, kami percayakan kepada Tuhan, bantu kami melaksanakannya dengan baik dan bantu kami memikirkan apa yang berguna untuk kami laksanakan. Kondisi saat ini begitu berat karena pandemic covid 19, tetapi tidak ada yang mustahil bagiMu. Bersabdalah maka kami akan melaksanakannya. Sertai dan tuntunlah kami selalu.

 

Fase keempat, rasanya sangat berat, mengingat berita-berita yang beredar melalui masmedia. Rasanya kepala mau pecah, badanpun ikut panas dingin. Syukur juga hampir semua saudari mendukung agar ada klarifikasi atas berita tersebut. Sayapun dengan semangat membuat surat klarifikasi dan mengirimkannya kepada orang-orang yang bersangkutan. Tetapi segera setelah surat melayang, maka situasipun semakin heboh, banyak dari para medis yang menghubungi agar segera diadakan tes swab, inipun membuahkan pro dan kontra anggota komunitas. Minus malum, daripada ada berita bahwa kami menolak diswab maka kami jadwalkan tes swab dari puskemas Simpang Slayang Medan. Menghadapi semua ini, rasanya tubuhku tidak kuat, tapi kucoba bernapas dalam-dalam dan menenangkan diri, perlahan panas badankupun mulai reda, setelah saya memancarkan cinta kasih kepada semua yang telah berkontak dengan saya, terutama bagi mereka yang sempat menyakiti hati. Semoga mereka semua bahagia. Segala seuatu akan berubah. Semoga kami semua sehat dan bebas dari covid 19.

 

Kebahagiaan datang ketika kita berani menciptakan dalam hati rasa bahagia itu, karena bukan orang lain yang menentukan saya bahagia, tetapi sayalah yang mengusahakan rasa bahagia dalam diriku. Pendapat orang lain, entah mendukung atau tidak, itu urusan masing-masing, yang terpenting saya berusaha melakukan segala tugas dengan tulus dan iklas, selanjtunya Tuhan yang menentukan. Segalanya akan ditambahkan Tuhan. Percaya pada penyelenggaraan Ilahi. Salam hormat, dan bahagia selalu.

 

Melalui peristiwa ini, saya disadarkan bahwa dalam segala persitiwa pasti ada hikmatnya. Pertolongan Tuhan pasti hadir tepat pada waktunya. Saya sangat meyakini hal ini. Ada berbagaimacam cara Tuhan menguatkan diriku. Ini aku Tuhan pakailah sesuai rencanaMu. Kemanusiaan saya ingin rasanya menyerah, tetapi tugas ini bukan mainan yang dengan mudah diletakkan begitu saja, maka pikullah sampai akhirnya tiba saat untuk dinyatakan selesai dengan baik. Mintalah kekuatan, andalkan Tuhan. Percaya pada penyelenggaraanNya, segala sesuatu pasti indah pada waktunya. Serahkan diri padaNya. Dia yang menugaskan dan Dia juga akan menopang dengan baik.

Oleh: Sr. Raynelda Simanjorang SFD, Psr VIII Medan

COMMENTS

Nama

Artikel,37,berita,10,carousel,10,Dies Natalis 215 Tahun,1,Ekspo Panggilan,1,Feature,7,galeri,5,Indahnya Persaudaraan,2,Kalimantan Barat,1,Kontak kami,1,pastoral,5,pendidikan,7,pendiri,1,Sosial,1,Tulisan Populer,4,Tulisan terbaru,3,ujud kerasulan doa SFD,1,utama,18,Visitasi di Banjarmasin,1,Week End di Pati,4,
ltr
item
Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia: Bagaimanapun Juga Kehidupan Membiara Harus Diteruskan
Bagaimanapun Juga Kehidupan Membiara Harus Diteruskan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHzr9lstSmH6B01UmWcmQ415CnDgCAtX-v6pH_sQLlGPgZGfAs_Gtpnp7Puaf06f1eOzBNl8UUa2CsRnVTNJiYSDpCyeKBsnnc3Ff45QdtaZdCdjT5vmkY-yrMXay7kzsN0p0JQCNb00I/w299-h400/78756790_10206518197790811_9115444744271429632_o.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHzr9lstSmH6B01UmWcmQ415CnDgCAtX-v6pH_sQLlGPgZGfAs_Gtpnp7Puaf06f1eOzBNl8UUa2CsRnVTNJiYSDpCyeKBsnnc3Ff45QdtaZdCdjT5vmkY-yrMXay7kzsN0p0JQCNb00I/s72-w299-c-h400/78756790_10206518197790811_9115444744271429632_o.jpg
Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia
http://www.kongregasi-sfd.org/2020/08/bagaimanapun-juga-kehidupan-membiara.html
http://www.kongregasi-sfd.org/
http://www.kongregasi-sfd.org/
http://www.kongregasi-sfd.org/2020/08/bagaimanapun-juga-kehidupan-membiara.html
true
2806446007423684193
UTF-8
Muat Semua Tulisan tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal Balas Hapus Oleh Home PAGES POSTS Lihat Semua Direkomendasikan LABEL Arsip CARI Semua Tulisan Tuisan yang anda cari tidak ditemukan Kembali Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy